Hidup tidak selalu berjalan lurus tetapi selalu ada lika-liku yang mengiringi. Hidup pula tidak selalu terasa manis, terkadang ada rasa pahit yang melengkapinya.
LOLYPOP
“Ketika hidupku tak semanis dan tak seindah lolipop”
Ditaman terlihat seorang gadis sedang duduk diatas ayunan dan terdapat permen lolipop dalam genggamannya. Tak lama seorang wanita paruh baya memanggilnya.
“Sarapan dulu non, kan dari semalam non belum makan.” Ucap wanita itu
“Aku gak lapar bi.” Ucap gadis itu sambil terus menatap lolipop yang sedari tadi ia genggam
“Ya sudah kalau begitu bibi kedalam dulu ya non.” Ucap wanita itu lagi
“Iya bi.” Ucap gadis itu sambil tersenyum
Tak lama terdengar suara dari dalam rumah. Suara seorang wanita memanggil-manggil nama seseorang.
“Loly....Loly....” Panggil wanita itu dari dalam rumah
Gadis yang tadi sedang duduk diayunan segera berlari masuk kedalam rumah dengan wajah yang bahagia.
Gadis itu bernama Loly geavana. Si gadis penyuka lolipop, sejak kecil ia sudah sangat menyukai warna-warna yang ada pada lolipop, ia selalu berharap hidupnya bisa berwarna dan semanis lolipop. Dahulu hidupnya memang sangat indah, bahkan ia sangat bahagia. Tetapi, semenjak ia memiliki adik kembar, ia tak pernah lagi mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya, ia merasa semuanya berubah. Ditambah adanya sebuah kebenaran yang terungkap, membuatnya menjadi semakin terlarut dalam kesedihan dan rasa kesepiannya. Lambat laun ia mulai menerima kenyataannya, walaupun dalam hatinya ia selalu berharap hidupnya bisa kembali indah seperti dulu.
“Loly .....” Panggil wanita itu lagi
“Iya mah.” Ucap loly
“Kamu dari mana saja ? dari tadi mamah memanggil kamu.” Kata wanita itu yang ternyata adalah mamahnya loly
“Maaf mah, tadi aku ada ditaman.” Ucap loly
“Ya sudah sekarang kamu ikut mamah kesekolah vara dan vira.” Kata mamah loly
“Iya mah.” Ucap loly
Loly pun pergi bersama mamahnya kesekolah vara dan vira adik kembar loly. Mobil keluar dari halaman rumah dan melaju dengan kecepatan sedang. Diperjalanan Loly melihat danau, tempat ia dulu sering bermain bersama kedua orang tuanya sebelum ia memiliki adik kembar bahkan didanau itulah pertama kali mamahnya memberikan permen lolipop. Kenangan itulah yang membuat loly sangat menyukai lolipop. Ia sangat merindukan orang tuanya yang dulu, yang selalu memperhatikannya, menyayanginya. Bahkan ia selalu merindukan papahnya yang dulu selalu mengajaknya bermain dan berlibur setiap hari minggu. Sekarang semua tidak seperti itu lagi, ia sering ditinggalkan dirumah bersama pembantu.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit, akhirnya mobil pun berhenti melaju disebuah sekolah yang cukup besar. Karena sekolah ini adalah sekolah unggulan. Loly pun belajar disekolah yang sama dengan vara dan vira, hanya saja loly kelas 1 SMA sedangkan vara dan vira kelas 1 SMP. Dan murid SMA diliburkan. Itu sebabnya loly sekarang ada dirumah dan tidak berangkat kesekolah.
Tak lama vara dan vira pun keluar dari kelas. Lalu menghampiri mamahnya dan loly.
“Mamah...” teriak vara dan vira
“Iya sayang, ayo kita pulang.” Kata mamah
“Iya mah.” Kata vara
“Ohh ya... kak loly gak sekolah ?” kata vira
“Kakak kan lagi libur.” Kata loly
“Ohh ya.. maaf lupa kak.” Kata vira sambil tersenyum
“Ehh ngapain sih kamu bicara sama si loly.” Kata vara
“kamu gak boleh gitu vara, kak loly kan kakak kita.” Kata vira
“Tapi dia bukan kakak kandung kita vira.” Kata vara menatap sinis loly
“Sudahlah aku mau masuk ke mobil !” Kata vara lagi seraya masuk kedalam mobil
“Loly, Kamu maklumin saja ya sikap vara, dia masih anak-anak.” Kata mamah
“Iya mah.” Kata loly
“Ya sudah kak, ayo kita masuk ke mobil.” Kata vira
“Iya vira.” Kata loly
Meskipun Loly berkata tidak apa-apa, tapi tetap saja semua yang vara katakan selama ini selalu dipikirkan loly. Dan loly merasa sedih saat vara berbicara seperti itu tadi, mamahnya hanya diam dan memperhatikan saja. Dia memang bukan anak kandung dikeluarga itu, tapi dia tetap seorang anak yang harus diberikan perhatian oleh kedua orang tuanya, meskipun mereka hanya orang tua angkat loly.
Sesampainya dirumah, loly langsung berlari kekamarnya dan mengunci diri dikamar. Dia merasa ingin pergi saja dari rumah. Tidak ada lagi yang menyayanginya dan memperdulikannya. Suasana hatinya sedang buruk seperti keberadaannya dirumah ini. Loly menangis sejadi-jadinya. Mengapa seluruh keluarganya menganggapnya orang asing ? Apa karena dia hanya anak angkat ?
Loly meraih buku diarynya yang ada diatas meja belajar. Dan menuliskan semua keluh kesahnya dibuku itu.
********
Hari ini dunia terasa sunyi, seakan-akan aku hanya sendiri, tak ada lagi yang perduli. Ingin rasanya aku pergi, tapi aku hanya bisa menjerit dalam hati, menahan pahitnya hidup yang kujalani.
Apakah tidak ada lagi yang menyayangiku disini ? Kemanakah kalian orang-orang yang kusayangi ?Aku tak punya kekuatan untuk bangkit lagi. Biarlah rasa sepi yang menemaniku saat ini, agar aku terbiasa dalam kesendirianku kini, semoga esok hari aku mampu bahagia meskipun sendiri.
********
Loly menuliskan apa yang sedang dirasakannya saat ini. Tak terasa air mata menetes membasahi pipinya. Getir-getir pilu dalam hatinya telah membuatnya sangat rapuh sampai ia tidak punya kekuatan untuk bangkit lagi. Bahkan, tersenyum pun terasa sangat sulit bagi Loly. Dia sadar akan statusnya dirumah ini, ia hanya anak angkat dari pemilik rumah ini. Jadi, keberadaannya disini pasti tidaklah penting bagi kedua orangtua angkatnya.
Karena menangis sedari tadi, Loly pun kelelahan dan akhirnya tertidur. Ia berharap ketika terbangun nanti, hidupnya dapat kembali seperti dulu lagi. Meskipun itu semua hanyalah mimpi.
***
Terdengar suara ketukan pintu dan Loly pun akhirnya terbangun. Ia melihat jam dinding dikamarnya. Ternyata, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Loly pun membuka pintu kamarnya dan melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Ternyata, itu bi Irah seorang pembantu dirumahnya.
“Non, ayo makan malam dulu. Yang lain sedang menunggu dimeja makan.” Kata bi Irah
Belum sempat loly menjawab. Tiba-tiba ada seseorang yang berbicara dan orang itu adalah papah Loly.
“Udah bi kalau dia gak mau biarin aja. Nanti juga kalau dia lapar, dia makan sendiri.” Kata papah Loly dengan tatapan sinis dan pergi begitu saja
“Udah bi nanti kalau aku lapar, aku ngambil makanan sendiri.” Kata Loly sambil tersenyum dan berusaha menahan air matanya.
“Iya sudah, biar nanti bibi bawakan makanannya kekamar ya non ?” Kata bi Irah
“Iya bi makasih.” Kata Loly
“Bibi ke dapur dulu ya non ?” kata bi Irah
“Iya bi.” Kata Loly
Loly langsung menutup pintu kamarnya. Air matanya akhirnya tumpah. Ia menangis memikirkan kata-kata papahnya. Mengapa papahnya berkata seperti itu ? dan mengapa sikap papahnya semakin berubah ?
Banyak sekali yang ingin Loly tanyakan kepada papahnya begitu juga kepada mamahnya. Apa mereka tidak suka lagi dengan keberadaannya disini ? jika memang iya, maka Loly ingin pergi menjauh dari mereka agar Loly tidak menyusahkan mereka lagi.
Loly hanya bisa menatap foto-foto di dinding kamarnya. Foto ia bersama mamah dan papahnya yang dulu masih dengan senyum, tawa, dan kasih sayang. Ia juga melihat permen lolipop yang ia simpan diatas meja belajarnya.
“Apakah hidupku bisa kembali berwarna dan indah seperti dulu ?” Tanya Loly dalam hati sambil memegang permen lolipop.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu. Loly langsung membuka pintu kamarnya, dan ternyata bi irah. Ia membawa makanan untuk Loly.
“Non, ini makanannya.” Kata bi Irah
“Iya makasih bi.” Kata Loly
“Sama-sama non. Jangan lupa dimakan ya non.” Kata bi Irah
“Iya bi.” Kata Loly
“Ya sudah bibi kedapur lagi ya non.” Kata bi Irah
“Iya bi.” Kata Loly
Loly langsung menutup pintu, dan ia memakan makanannya hanya sedikit, ia merasa tidak nafsu makan. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, tak terasa Loly pun terlelap.
***
Loly mulai terusik dengan sinar yang menerobos dari balik jendelanya. Ternyata jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Loly pun bergegas mandi.
Pagi ini Loly tidak bersemangat, ia merasa tubuhnya sangat lemas. Ia hanya duduk ditaman sambil memegang lolipop ditangannya. Tak lama ada sesuatu menetes ke tangannya. Ternyata darah menetes dari hidung Loly. Seketika pandangannya pun menjadi buram dan Loly tidak sadarkan diri.
Perlahan-lahan Loly pun membuka matanya, dan matanya menyusuri semua sudut diruangan itu.
“Kak loly, kakak udah sadar.” Kata Vira
“Aku ada dimana ?” Tanya Loly bingung
“Kakak ada dirumah sakit, tadi kakak pingsan ditaman.” Kata Vira
“Papah sama mamah mana ?” Tanya Loly lagi
“Papah sama mamah lagi diruangan dokter.” Kata Vira
Tak lama papah dan mamah loly datang bersama dokter yang akan memeriksa keadaan Loly.
“Bagaimana perasaannya sekarang ? Apakah masih pusing ?” Tanya dokter
“Masih sedikit.” Kata Loly
“Sejak kapan ini terjadi ?” Tanya dokter lagi
“1 tahun yang lalu, dok.” Kata Loly
“Apakah anda tahu tentang penyakit anda ?” Tanya dokter
Loly terdiam sejenak. Ia rasanya ingin berbohong saja tapi bagaimana pun ia harus berterus terang dan menjawabnya dengan jujur.
“Iya saya tau dok.” Kata Loly
Mamah dan papah Loly terkejut dengan apa yang barusan loly ucapkan. Mereka tidak menyangka bahwa selama ini loly menyembunyikan rasa sakitnya.
“Ya sudah, sekarang anda istirahat dan jangan banyak bergerak.” Perintah dokter
“Iya dok.” Kata Loly
“Baiklah, saya permisi.” Kata dokter
“Terima kasih, dok.” Kata papah loly
Mamah Loly pun mendekati loly dan meminta penjelasan mengapa ia tidak memberitahu mereka tentang penyakitnya.
“Kenapa kamu gak pernah cerita sama mamah ?” Tanya mamah Loly
“Untuk apa ? Mamah sama papah juga gak pernah peduli sama Loly.” Kata Loly sambil menahan airmata nya agar tidak tumpah.
“Tapi sakit kamu itu gak ringan. Kamu mengidap penyakit Leukimia loly.” Kata mamah loly
“Aku tau mah. Apa selama ini mamah pernah tanya bagaimana kabar loly ? gak kan mah. Setiap papah dan mamah pulang kerja, apa kalian pernah memperhatikan loly ? gak juga kan mah. Mamah itu cuma peduli sama vara dan vira sedangkan loly selalu kalian abaikan.” Ucap loly sambil menangis
Mamah dan papah loly menangis mendengar ucapan loly. Mereka selama ini tidak sadar bahwa mereka telah mengabaikan loly, bahkan telah menyakiti hati loly. Mereka hanya terdiam, mungkin mereka sedang mencerna kata-kata Loly.
“Loly Cuma ingin kalian kembali seperti dulu. Loly Cuma butuh kasih sayang dari mamah dan papah. Meskipun loly sadar kalau loly bukan anak kandung kalian.” Kata loly
“Sayang, maafin papah. Papah pernah berkata kasar sama kamu nak.” Kata papah loly dan berjalan mendekati loly lalu memeluknya.
“Aku gak pernah marah sama papah. Aku sayang sama papah.” Kata loly sambil menangis, tapi kali ini adalah tangisan haru dan bahagia karena mimpinya jadi kenyataan.
Tak lama mamah loly pun menggenggam tangan Loly.
“Mamah juga minta maaf ya sayang. Mamah gak pernah perhatiin kamu, mamah minta maaf.” Kata mamah loly
“Iya mah. Aku sayang sama mamah.” Kata loly dan langsung memeluk mamahnya
“Ya sudah, mamah sama papah keluar dulu ya sayang. Kamu istirahat ya, inget kata dokter.” Kata mamah Loly
“Iya mah.” Kata Loly
Akhirnya semua sudah kembali seperti dulu. Loly bisa mendapatkan kasih sayang dari keluarganya lagi . Tapi satu yang masih ada dipikiran loly. Apakah vara masih membencinya ? atau tidak.
“Vira, dimana vara ?” Tanya Loly
“Oh, vara lagi ke kantin rumah sakit.” Kata Vira
“Oh gitu.” Kata Loly
“Tapi kak ada yang aneh sama vara. Dia tadi terlihat khawatir saat kakak pingsan.” Kata Vira
“Gak mungkin vira. Selama ini vara gak pernah suka sama kakak.” Kata Loly
“Iya sih. Ya..mungkin aja kan kak.” Kata Vira
Tak lama pintu ruangan pun terbuka. Ternyata yang datang itu vara, ia membawa sebuah kotak. Vara berjalan mendekati Loly.
“Nih.” Ucap Vara seraya memberikan kotak yang tadi ia bawa.
“Ini apa ?” Tanya Loly bingung
“Ini sebagai ucapan maaf dari aku, maafin aku ya kak loly ?” Kata Vara
Loly tidak percaya kalau vara yang selama ini selalu mengatakan bahwa ia membenci loly dan tidak akan pernah menganggap dirinya sebagai kakak, sekarang berdiri di hadapannya ingin meminta maaf dan memanggilnya kakak.
“Vara kamu..”
Belum sempat loly bertanya, vara dengan cepat menjawabnya. Seakan-akan ia tahu apa sedang loly pikirkan.
“Aku gak bercanda kok kak.” Kata vara
“Kok kamu tau kakak mau nanya itu ?” Tanya loly
“Ya nebak aja. Jadinya kakak maafin aku atau gak ?” Tanya vara
“Iya vara. Kakak maafin kamu kok, kakak gak pernah marah sama kamu.” Kata loly
“Makasih yah kak.” Kata vara sambil tersenyum
## Satu minggu kemudian
Loly dan keluarganya sedang bermain ditepi danau sedangkan ia hanya duduk dibawah pohon sambil menulis dibuku diary kesayangannya.
“Terimakasih Tuhan, engkau telah mewujudkan mimpiku dan aku sangat bahagia. Jikalau suatu hari nanti aku harus pergi meninggalkan dunia. Setidaknya aku pergi dalam keadaan bahagia karena semua telah menjadi sempurna. Sekarang aku tidak akan menangis lagi karena orang-orang yang kusayangi telah kembali.” Loly si gadis penyuka Lolipop.