wnda

" Jalan terbaik dari Menyelesaikan masalah hanyalah Pasrah kepada yang kuasa" " Janganlah membenci waktu, karna ia terus berganti, tak selamanya ia jahat dan tak selamanya ia indah."

                                                                    

                                                                        Kado Dari Tuhan

                     Berawal, dari matahari senja yang mulai menenggelamkan cahaya nya.  “Dadaah…dadahh…” lambaian tangan ku terus berayun mengikuti irama gerakan mobil yang bergoyang bak ombak dilautan. Ya, kala itu aku dan kedua orangtua ku berpamitan dari rumah nenek yang berada diujung pelosok Indonesia. aku sangat senang berkunjung kesana karna aku baikan bidadari semua orang menyukai dan memuji ku serasa artis sehari semalam.   

                      Sepanjang perjalanan aku sungguh menikmati indahnya pemandangan yang disajikan dengan angin sepoy yang meniupkan aroma khas desa itu masuk  menguasai seisi mobil  “aroma duit” atau keren nya aroma getah pohon karet. Perjalanan menuju rumah ku untuk kecepatan  60km/jam memakan waktu 4 jam cukup lama bukan?                    

                           Tapi untuk ayahku sekali injakan gas ditancapkan kami sudah bisa  sampai dirumah dengan jantung dan nyawa yang berdegup kencang , muka pucat pasi , bibir tak henti berdecap istighfar. huft… ayah ku mantan pembalap desa.

                    Selepas sampai dirumah  tubuhku remuk tulang-berulang tak mampu menompang tubuh ini, ku pasrahkan tubuh ini diatas kasur.           

                             Hari telah berganti Matahari telah datang untuk menyinari hari baru ini, ia datang menciumku dengan hangat hingga aku terbangun, dan tak lupa teriakan maut dari ibu ku yang selalu menjadi alaram hidupku.

                         Seperti biasa saat bangun tidur Sebelum aku menampakan diriku didepan ibu agar ia istirahat teriak , aku selalu tersenyum menghadap cermin kamar ku, namun pagi ini berbeda saat aku tersenyum kepada cermin air mataku mengalir. “ mamaa………………….” Teriakan ku mengalahkan teriakanya. “ ma kenapa muka ku seperti ini ? ini ada apa? Ada yang beda bukan?” kepanikan ku begitu meluap-luap . “perasaan mu saja, muka mu biasa saja” jawab ibuku dengan singkat jelas padat.                                                               

                            Aku kembali bercermin dikamar air mataku tak dapat  kutahan lagi, semakin aku tersenyum semakin mengalir dengan deras. “ya Allah apa yang terjadi”  perasaan ku saat itu hancur, tak terbayang olehku hidupku seperti ini aku tak bisa membagi senyumku lagi dengan cermin.                                                       

                            Termenung aku sendirian disudut kamar dengan pikiran tak jelas,  Beberapa jam berlalu kuhabiskan menangis sendiri dikamar, tak lama ibu dan ayahku mengajak kedokter, aku paling takut untuk kedokter tapi jika begini penyakitnya aku harus apa. Disepanjang perjalanan  menuju rumah sakit mulut ku diam tanpa suara, namun mataku terus bersuara bagaikan kran air yang tak ditutup. Akupun terus berkaca semakin aku berkaca semakin aneh muka ku dan semakin deras airmata ini. Sesampainya didokter saraf aku malu bukan main rasanya tak sanggup menampakan diri ini dimuka umum dengan mata bengkak baju basah muka aneh, Dengan kepala menunduk muka cemberut ku lawan rasa malu ini .                                                                                         “ iya dok ini kenapa ya saraf nya?” Tanya ibuku.  Dokter itu mengelus kepala ku dengan lembut sambil tersenyum padaku. “ tersenyumlah, ini bukan masalah” air mataku malah semakin mengalir mendengar perkataan itu, bukan masalah apa jelas wajah ku aneh, Kata hatiku. Setelah diperiksa nya bagian wajahku dan ia mengatakan “ INI STROKE”.

                             Aku terdiam lemas  ya Tuhan sungguh saat itu hidupku berasa hampa, rasa ingin mengkhiri hidup ini mendengar kata stroke yang biasanya hanya aku dengar itu penyakit untuk orang lansia, kini telah menghampiri hidupku. Ditambah lagi dokter itu berkata “ hanya beberapa persen dapat pulih dengan sempurna tanpa ada bekas, 98%  lagi biasanya sembuh namun tidak total , dan stroke ini bisa kembali lagi bagi orang yang pernah megidapnya” ya ini memang stroke ringan namanya stroke bells palsy biasanya kurang lebih sebulan sampai dua bulan bisa sembuh asalkan  rajin terapi setiap hari. Dan terakhir dokter itu berpesan padaku untuk tidak mengikuti puasa bulan suci ramadhan karna alasan reaksi obat yang dimakan 8 jam sekali.                                                                                                                 

                             Ya, saat itu tepat h-1 puasa ramadhan, terbayang kah kalian saat besok mulai puasa pertama dengan wajah seperti ini ? saraf wajahku  mati sebelah yang membuat ku tidak bisa bicara dengan normal, omongan ku tidak jelas, mulut ku hanya bisa bergerak sebalah, saat menangis pun hanya sisi sebalah kiri yang merautkan wajah menangis sedih tapi wajah sebelah kanan ku tampak flat tidak ada ekspresi.

                          Sebagai seorang gadis yang  duduk dikelas 1 SMA yang mana saat itu jiwa muda begitu membara rasa genit untuk mulai merawat diripun mulai tumbuh , merasa hebat, merasa sudah dewasa, merasa dan serasalah intinya, sebagai siswa baru SMA kala itu aku lagi PDKT dengan kakak tingkat di SMA ku. Dan aku memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan nya karna aku  sangat sangat tidak percaya diri dengan keadaan ku saat itu aku malu dan aku yakin saat ia tau kondisi ku saat ini ia akan hina melihatku bahkan teman-teman dekat ku tidak ada yang kuberitahu masalah sakit ini, bersyukur nya aku yang mana saat itu sekolah ku diliburkan karena memasuki awal bulan ramadhan.                                             

                         Hari pertama bulan ramadhanku begitu hampa hanya ada rasa sakit, malu,kecewa,marah bercampur menjadi satu. Sebagai seorang remaja pikiran ku bisa dikatakan masih sangat rendah aku tak bisa menerima cobaan ini dengan lapang dada , setiap hari aku melamun didepan rumah , didalam kamar memikirkan bagaimana nasib hidup ini , aku marah pada Tuhan sempat terlintas dipikiranku bahwa tuhan tak adil ia menguji ku dengan sangat kejam, apa salah terbesarku hingga tuhan menghukum ku seperti ini? Wajah seorang gadis yang beranjak dewasa tak kumiliki.  

                        berbagai cara aku lakukan aku browsing di internet masalah penyakit  ini bagaimana mengatasinya dengan cepat namun aku tak menemukan jawabanya semakin aku cari informasi pengalaman orang mengenai penyakit ini semakin mematahkan semangatku untuk sembuh 100% , setiap blog artikel yang  ku baca mereka mengatakan tak bisa sembuh 100% bahkan sedihnya lagi ada beberapa orang  yang benar-benar tidak bisa sembuh sama sekai. Uwoh…!!!! Nyawaku diatas ambang, tak sanggup melalui hidup seperti ini.                                                                                                                                                                                                      Hari pertama aku terapi saraf aku begitu cemas hati, dan seperti biasa aku menunduk didepan halayak dan aku mensiasati Maluku dengan menutup mulut menggunakan masker ya kemanapun aku pergi aku selalu menutup mulutku dengan masker karna sungguh aku malu saat ada orang yang mengajak ku berbicara mulutku bergerak sebalah saja dan mereka pasti tidak mengerti perkataan ku. “ kenapa pakai masker?” pertanyaan polos yang menyakitkan bagiku “malu dok “ jawabku . “besok kamu terapi saja di rumah sakit xxxxx , disana kamu bisa liihat begitu banyak orang yang terapi penyakitnya jauh lebih parah dibanding kamu, itu memang pusat terapi stroke jadi tak perlu malu”.

                         Terapi ini ternyata seperti di setrum listrik, bagian wajah ku distrum dengan mengunakan alat yang menurutku mirip dengan alat facial disalon tapi alat ini lebih kuat daya setrumnya kadang-kadang terasa ngilu, sebelum di strum wajahku dipanas kan dulu dengan pemanas seperti cahaya merah. Ya setiap hari aku melakukan terapi ini sampai bosan, kegiatanku pun  dirumah hanya melamun, menangis, marah , berkaca-kaca, dan tidur, aku tak pernah mau untuk diajak keluar rumah selain untuk terapi, aku lebih memilih mengurung diriku dan meratapi nasib ini.                                                                                                                                          Tiba suatu hari aku melihat seorang gadis yang tampaknya berumur 19 tahun, ia stroke diwajahnya bahkan hingga kakinya, yang membuatnya tak bisa berjalan namun dia tidak mengenakan masker sepertiku dia percaya diri saja dengan wajah nya, begitu pilu melihatnya wajah cantiknya berusaha senyum kepadaku meskipun dengan senyuman kecil di sebelah wajahnya.                                                                           Sepulang dari itu senyuman gadis itu memberi asupan semangat lebih bagiku bahwa ini bukan sebuah ujian akhir kesialan hidupku dari Tuhan, banyak orang lebih susah dibanding aku dan mereka tetap semangat, aku pun mulai bangkit.

                                        

                         Ku tunjukan pada dunia bahwa aku masih hidup aku bisa menjalankan hidupku dengan kondisi seperti ini, aku terus melaksnaakn sholat 5 waktu berdoa meminta ampun, aku berusaha sabar, aku ikut melaksanakan sholat tarawih dimasjid dan tidak mengenakan masker lagi, namun ya seperti dugaan ku alasan ku tak mau keluar rumah begitu malas mendengar sebuah celotehan ibu-ibu tetangga yang Nampak manis tapi menyakitkan jika kudengar, ada yang bilang itu kutukan dari orang desa, bahkan ada yang menyarankan ku untuk ke dukun.  Terlebih anak-anak tetangga yang usil mengganggu ku , mereka menirukan cara ku bicara dengan bibir miring omongan tak jelas, sakit rasanya saat bertemu mereka tapi aku tetap tegar , kubalas dengan senyuman miringku seakan-akan ini sebuah lulucon yang bagus dipertontonkan tak jarang juga mereka menyuruhku berbicara atau tertawa hanya karna ingin melihat keanehanku saat berekspresi.              

                       Ya ku akui memang lucu melihatnya saat dua sisi wajah berbeda ekspresi sisi kiri tersenyum sisi kanan flat , apalagi saat berkumur-kumur air keluar mengalir dari sisi sebalah kanan membuatku tak bisa sikat gigi dengan baik. Sedihnya lagi kala itu aku ikut ngabuburit bersama keluarga ku, aku berdiri didepan mobil tanpa masker, seorang lelaki muda menghampiri ku “ mba kalo tempat pusat rujak mie sebelah mana?” saat aku menjawab aneh sendiri rasanya mendengar ucapan ku , aku jadi malu. aku spontan menjawab karna lupa  bahwa aku tak bisa bicara, lelaki itu tertawa dengan mulut besarnya dan langsung meninggalkan ku. Jengkel rasa hati ku                                                                                                                      

                        Hari berganti hari, setiap bangun dari tidur kubuka mataku dengan perlahan dan rasa cemas berharap keajaiban tiba, kuintip cermin untuk melihat tampak wajahku adakah perubahan, namun 2 minggu sudah berlalu perubahan belum terlihat membuatku kembali lemah tak kuat menunggu waktu.                                                   

                      Aku kembali melamun disenja hari saat semua orang asik berbuka puasa, aku  berpikir apa aku termasuk dari 98% yang sembuh tidak total atau bahkan aku tak akan sembuh sama sekali?. Iri rasanya saat melihat media social  yang penuh dengan upload-an foto teman-teman yang begitu menikmati hari libur bulan ramadhan dengan mengikuti buka bersama, ngabuburit , bahkan mereka sahur bersama. Sedangkan ku ? Sampai kapan aku begini? .      

                     Waktu ku tinggal 1 minggu lagi menuju hari raya idul fitri aku makin terpuruk, apa iya aku akan bertemu dengan keluarga besar , teman-teman, tetangga dengan kondisi seperti ini? terlebih hari raya lebaran bertepatan dengan hari ulang tahun ku yang ke 16, yang seharusnya aku bergembira namun ini membuat ku semakin lemah.  “ALLAHU AKBAR WALILLAHILHAMD.” lantunan takbiran mulai terdengar ditelinga, ya ini merupakan malam terakhir puasa, dengan khusyuk ku berdoa pada Tuhan dengan pasrah ku serahkan semua pada –NYA apapun yang terjadi pada diriku tapi aku mohon berikanlah yang terbaik, dan berikanlah kesabaran lebih bagi ku untuk menjalankan hidup ini apapun yang terjadi besok pagi akan kudahapi sebaik mungkin. 

                   Matahari kembali menciumku, dengan perlahan ku buka mata ini rasa gemetar, takut, penasaran menjadi satu kuintip lagi cermin kamarku sedikit demi sedikit sisi wajah sambil tersenyum ,dan……….. cermin membalas senyum ku dengan manis . sungguh ini kado terindah dari Tuhan untuk ku. Penyakit ku sembuh 100% secara langsung tanpa bertahap. aku langsung tersenyum lebar, kucoba membuka mulutku berbicara , kucoba tertawa. Oh sungguh aku sembuh 100% tepat sebulan aku mengidap stroke sebulan pula aku terapi listrik sebulan pula aku menahan malu , menahan sedih.

                    Dan ini merupakan keajaiban tuhan berserah dirilah pada yang diatas karna sesungguhnya hidup kita ditanganya. Apapun keadaan mu saat ini bersyukurlah karna itu hanyalah titipan bukan milikmu, Teruslah bersabar menghadapi waktu karna ia terus berganti,  tak selama nya buruk dan tak selamanya indah.