"Karena tuhan menciptakan kita bukan tanpa sebab, seburuk apapun itu pasti memiliki suatu kelebihan meski sulit untuk dilihat"
Pada suatu hari disuatu tempat yang ada didalam buku dongeng, hiduplah sesosok monster kecil yang hidup seorang diri. Dia tidak memiliki apapun, baik keluarga ataupun sahabat. Dia hidup dibalik bayang- bayang kegelapan malam, terkadang didalam hati kecilnya muncul pertanyaan “Darimanakah aku berasal ? siapakah aku ? siapa yang menciptakan ku? dan kenapa ?”
Sebanyak apapun dan berapa kalipun dia bertanya, dia tidak akan pernah mendapatkan jawabanya, karena pada dasarnya bulan dan bintang yang dia tanyakan tidak bisa bicara apalagi menjawab pertanyaanya. Dia tidak memiliki siapapun untuk diajak bicara. Baginya bulan dan bintanglah yang selalu menemani dan menjadi penerang dikehidupanya, meski terkadang mereka terselimuti oleh kabut malam.
Hingga pada suatu hari dia memutuskan untuk meninggalkan tempatnya tinggal untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaanya. Dihari pertama dia melakukan perjalanan hujan turun dengan sangat derasnya seakan memberikan peringatan kepada monster kecil untuk kembali. Ketika monster kecil menoleh kebelakang ternyata dia sudah berada jauh dari rumahnya, dan kembali melanjutkan perjalananya.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang monster kecilpun memutuskan untuk beristirahat dibawah sebuah pohon besar dengan daun yang cukup lebat. Dibawah pohon itupun terdapat sebuah keranjang yang berisi beberapa buah apel. Monster kecil itu memandangi buah apel tersebut sambil memegangi perutnya yang sedang lapar. Akan tetapi dia berfikir mengambil sesuatu yang bukan miliknya bukanlah hal yang baik.
Dengan mata setengah tertidur terdengar suara anak kecil yang tiba- tiba menghampirinya dan berkata
“ Hallo! Kamu sedang apa ?” sambil melihat keranjang apel yang ada di sebelahnya.
“ Apakah apel- apel ini milikmu ?” si monster kecil menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan anak kecil itu, yang seorang perempuan. Tiba- tiba terdengar suara perut si monster kecil itu yang memang sedang berusaha menahan rasa laparnya.
“Ini untukmu !” sambil menyodorkan apel kearah si monster.
“Makanlah, itu adalah apel yang ayahku berikan untuku, tapi sepertinya kamu sedang lapar jadi untukmu saja.” Monster kecilpun merasa senang karena sekarang dia bisa mengisi perutnya yang sudah menahan lapar sejak tadi.
“Alice, waktunya pergi !” terdengar suara dari kejauhan yang memanggil nama anak tersebut.
“Baik ayah” lalu gadis kecil itupun pergi meninggalkan si monster kecil sambil tersenyum dan berkata “Dadah, sampai bertemu lagi yah.”
Monster kecil itu merasa sangat bahagia karena itu adalah pertama kalinya dia berbicara dengan orang lain. Bukan dengan bulan ataupun bintang melainkan dengan seorang manusia makhluk yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh tuhan. Untuk pertama kalinya juga si monster kecil merasakan apa yang disebut dengan rasa bahagia. Monster kecil itu bertanya dalam hatinya “apakah semua manusia baik seperti itu ?”
Setelah memakan setengah dari apel yang diberikan oleh gadis kecil tadi, monster kecil itupun memutuskan untuk melanjutkan kembali perjalananya. Akan tetapi, beberapa saat sebelum dia beranjak tiba- tiba ada seseorang yang datang yang tidak lain adalah pemilik keranjang apel. Melihat apel yang dipegang oleh si monster, nampaknya si pemilik keranjang tersebut salah paha, dan menyerang si monster dengan peralatan yang dia bawa.
Setelah menyerang si monster tersebut si pemilik keranjang berteriak minta tolong
“Tolong ada monster, dia mencuri apelku !”
Dia berteriak dan berkata bahwa monster kecil itu mencuri apelnya. Monster kecil itu hanya bisa menggelengkan kepalanya untuk membantah tuduhan tersebut, namun apa daya kerumunan manusia yang membawa bermacam- macam barang yang tidak lain adalah para penduduk desa. Mereka mendatangi si pemilik apel tersebut dan bertanya
“Apa yang terjadi ? monster, dimana monsternya ?” tanya para penduduk
“Ini dia monsternya, dia mencuri apelku! Lihat apel ditanganya itu!” jawab si pemilik apel sambil menunjuk ke arah si monster kecil.
Si Monster kecilpun hanya bisa pasrah ketika melihat para penduduk desa yang sudah bersiap untuk menyerang mengelilinginya. Pemilik apel tersebut mulai menyerang si monster dengan barang yang dia pegang, barang yang terlihat seperti tongkat itu langsung mengarah ke si monster yang diikuti lemparan batu. Karena tidak sanggup untuk menahanya akhirnya monster kecil itupun jatuh dan tidak sadarkan diri.
Setelah dia tersadar dengan badan penuh luka dia bangkit dan beranjak dari tempat dia jatuh, dan memutuskan melanjutkan kembali perjalananya dan sepanjang perjalanan dia merasa sangat sedih karena apa yang dia tanyakan sebelumnya langsung terjawab, bahwa tidak semua manusia itu memiliki sifat yang baik, tidak seperti gadis kecil yang mengajaknya bicara dan memberikanya sebuah apel.
“Tolong akuuu, siapapun tolong!”
Mendengar suara minta tolong tersebut si monster kecil menghampiri asal dari suara tersebut, dan ternyata kali ini dia melihat seorang pria yang sedang dikelilingi oleh serigala lembah dan nampaknya manusia itu sedang dalam keadaan terluka. Si monster kecil itupun akhirnya menghampiri pria tersebut dan berusaha mengusir serigala lembah yang menyerangnya dan berhasil mengusir gerombolan serigala tersebut.
Bukan terimakasih yang didapat si monster kecil dari pria yang dia tolong itu, pria tersebut malah terlihat ketakutan. Saat si monster kecil menjulurkan tanganya untuk membantunya berdiri, pria tersebut malah mendorongnya hingga jatuh sambil berkata
“pergi! pergi kau monster!”
Melihat pria itu ketakutan lalu monster kecil itupun pergi meninggalkan pria tersebut. Ini adalah pertama kalinya dia melihat seseorang ketakutan setelah melihatnya “apakah aku seburuk itu ? kenapa dia takut kepadaku ?” selama perjalanan dia sudah menemukan beberapa sifat manusia yaitu baik hati, egois dan pemarah, dan juga penakut. Monster kecil inipun berfikir apa lagi sifat manusia yang akan menghampirinya.
Setiap kali monster kecil itu bertemu dengan manusia setiap kali pula dirinya merasa tersakiti dan dilukai sebaik apapun hal yang dilakukan olehnya akan tetapi para makhluk yang dinamakan manusia itu terus mengangapnya sebagai monster yang menyeramkan. Tiba- tiba air keluar dari matanya. Menangis, monster kecil itu menangis. Ini pertama kali dalam hidupnya dia menangis.
Ketika melihat bulan dan bintang di langit malam. Terkadang iya merasa seperti ketika berada dirumah dan sepertinya memang cuma mereka yang bisa mendegarkan isi hati dari si monster kecil tersebut, walaupun mereka tidak bisa membalasnya. Monster kecil sudah melakukan perjalanan yang cukup jauh akan tetapi belum ada yang bisa menjawab pertanyaanya, jangankan untuk menjawab semua manusia yang dia temui selalu kabur dan ketakutan ketika melihat dirinya.
Sudah beberapa lembah, sungai, hutan, desa yang sudah dilewati, dari setiap perjalanan yang dia lewati, dan semua manusia yang dia temui dia sedikit demi sedikit berhasil memperoleh kesimpulan bahwa manusia memiliki berbagai jenis sifat mulai dari baik seperti gadis kecil yang memberikanya apel, buruk dan egois seperti orang- orang yang melemparinya batu, dan juga orang yang telah menyakitinya walaupun sudah dia tolong sebelumnya..
Tahun demi tahun sudah dia lewati monster kecil itupun sudah mulai mengetahui beberapa sifat manusia, walaupun yang lebih banyak dia temui yaitu sifat buruk dari manusia seperti halnya rasa iri hati atau kecemburuan antara sesama manusia, hingga dapat menimbulkan sebuah konflik dimana monster kecil itu mendapatkan gambaran bahwa manusia tidak takut untuk melukai sesamanya.
Hingga pada suatu ketika perjalanan ini pada akhirnya berhenti di sebuah kota dimana semua manusia dari berbagai desa di penjuru dunia berkumpul disana. Diantara kerumunan tersebut terdengar suara yang sangat bising diantara kerumunan manusia, yang ternyata itu berasal dari seorang wanita cantik yang sedang berpidato dan berkata “Tuhan menciptakan seluruh mahluk hidup di bumi sekecil atau seburuk apapun itu pasti ada tujuanya. Karena tuhan menciptakan kita bukan tanpa sebab, seburuk apapun itu pasti memiliki suatu kelebihan meski sulit untuk dilihat.”
Entah apa yang terjadi, tiba- tiba monster kecil yang mendengar perkataan itu meneteskan air mata. Dan perlahan monster kecil itupun terjatuh dan tidak sadarkan diri.
“Halo! Apakau sudah sadar ?” seseorang berkata pada monster kecil tersebut yang baru sadarkan diri. Lalu monster kecil itupun mengangguk. Monster kecil itupun terus memandangi wanita tersebut dan terlintas masa dimana ada seorang anak kecil yang menghampiri saat sedang tidur dan memberikanya apel.
“Ada apa ? kamu lapar ? lalu dia memberikan sebuah apel kepadanya” tiba- tiba monster kecil itupun meneteskan air mata tapi apakah dugaanya bahwa gadis itu adalah gadis yang sama saat memberinya apel.
“Alice ? “ tiba- tiba monster kecil itu menyebutkan nama gadis kecil yang pernah memberinya apel itu
“Bagaimana kamu tahu namaku ?” lalu si monster kecil itu menunjukan sebuah apel dan melukan gerakan tubuh seperti memegang perut dan juga bersandar dibawah sebuah pohon besar dengan keranjang penuh apel. Wanita itupun akhirnya mengingat kejadian 7 tahun yang lalu saat dia dan ayahnya sedang melakukan kunjungan ke beberapa desa.
Disaat itu Alice berumur 10 tahun dan selalu mengikuti ayah ketika melakukan kunjungan ke sebuah desa. Dimana ayahnya tersebut adalah seorang raja dan saat alice hendak kembali ke kota, di perjalanan dia bertemu dengan seseorang yang sedang beristirahat di dibawah sebuah pohon, lalu dia menghampirinya yang ternyata dia sedang kelaparan. Dengan keranjang penuh apel disebelahnya dia tetap menahan laparnya karena itu bukanlah miliknya.
Karena merasa tersentuh akan sifat yang dimiliki olehnya, lalu alicepun memberikanya sebuah apel yang dia miliki sebagai hadiah karena sudah bersifat jujur. dan alice merasa bahwa tidak semua orang memiliki sifat tersebut, dan walaupun benda tersebut bukanlah sebuah benda berharga layaknya emas atau permata yang dapat mempengaruhi hati seseorang melainkan hanya sebuah apel. Padahal disaat itu dia sedang kelaparan, tapi dia tetap menahan dirinya agar tak memakan apel milik orang lain tersebut.
Mereka melakukan beberapa perbincangan layaknya teman lama yang baru dipertemukan kembali, monster kecil yang berkomunikasi dengan menggunakan gerakan badan, menanyakan beberapa pertanyaan kepada Alice. Dan monster kecil itupun akhirnya menemukan jawaban dari pertanyaanya selama 17 tahun. Dia sangat senang bahwa orang yang menjawab pertanyaanya adalah orang yang pertamakali dia temui, orang yang tidak takut kepadanya dan mau mengajaknya bicara. Dan dialah manusia yang menggambarkan dan menjadi gambaran sifat baik untuk seorang monster kecil.