Average Rating : |
Title | : STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN |
Category | : Romance |
Language | : Bahasa Indonesia |
Published | : April 2019 |
Total Hits | : 15041 |
Total Readers | : 2987 |
Status | : On-Going |
Total Pages | : 47 |
Written by | : yurriansan |
Kehidupan Perkasa Bagus Hartawan, atau biasa disapa Bagus, kadang tidak sesuai dengan namanya. Cintanya dikhianati oleh gadis yang dikejar sampai ke Osaka, Jepang. Belum lagi, dia punya orang tua yang super konyol. Papinya. Dia adalah manusia paling happy sedunia, sekaligus paling tidak masuk akal. Bagus adalah anak pertama, tentu saja dia menjadi panutan bagi kedua adiknya- Anggun dan Faiz. Panutan dari segala sisi kehidupan, termasuk soal asmara
Azka Putra Wardana. Dia adalah anak dari Wardhana Sudrajat, salah satu politikus di provinsi Lampung. Dia tidak bisa menghargai orang dewasa sama sekali, karena baginya orang dewasa juga tidak pernah menghargai dia. Banyak orang yang menyangka dia sangat sombong karena ayahnya adalah orang penting. Padahal dibalik itu semua, dia menyimpan sebuah kekecewaan yang besar pada kehidupannya. Dia pun sering bertanya pada dirinya sendiri, kenapa semua orang hanya bisa menilai dirinya dari luar.
Tio Arandi, si lugu yang biasa di bully sejak Sekolah Menengah Pertama. Hobinya adalah bermusik. Dia punya bakat dalam bermain biola. Bermusik membuatnya jadi lebih sering menyendiri, karena itu dia jarang bergaul dengan siswa laki-laki di sekolahnya. Menghabiskan waktu bersama buku catatannya, lebih ia sukai daripada bermain futsal.
Deva Aprilio. Sedikit lebih “normal†dari kedua temannya. Dia adalah anak seorang pengusaha bakso dan mie ayam yang sudah memiliki dua cabang. Dibandingkan dengan Tio dan Azka, Deva masih lebih cerdas. Jika total kecerdasan mereka bertiga adalah 100%. Maka, perbandingannya 50 banding 50 . 50% kecerdasan Deva, 30% untuk Azka dan 20% untuk Tio. Memiliki alergi terhadap kacang tanah, paling sering menang jika bertanding dengan Azka maupun Tio.
Keempatnya dipertemukan oleh takdir. Lantas, takdir bagaimanakah yang mempertemukan mereka?