Valentina Pinky Savitri

About

Valentina P.S yang lahir di Surabaya ini sudah tertarik dengan dunia kepenulisan sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Cerpen pertamanya ia tulis tangan menggunakan pensil di dalam buku kosong. Pecinta buku fiksi dan film berbagai genre. Sebelum memilih berani berkenalan dengan penerbit, pengarang aktif dalam grup WhatsApp bernama Komunitas Penulis Indonesia. Dari sanalah ia belajar banyak hal tentang kepenulisan mulai dari titik terendah. Beberapa di antara karyanya dibukukan dalam bentuk antologi bersama sejak tahun 2019. Ia tengah aktif menulis di wattpad dengan username @ValentinaPinky_S. Selain itu, ia juga aktif di media sosial @itsvalentina.p.s (instagram) dan @inivalentina (twitter). Kunjungi alamat website dongengvalentina.wordpress.com untuk berinteraksi langsung dengan pengarang di beberapa media sosialnya

Dari awal cerita, saya sudah bisa menebak bahwa ini adalah cerpen yang cenderung melibatkan remaja. Penulis memiliki caranya sendiri untuk menghidupkan tokoh-tokohnya dalam cerita tersebut. Pada awal paragraf saya memang menikmati ceritanya, pemilihan katanya simpel dan menarik. Sangat cocok bagi pembaca yang menyukai genre teenlit. Namun, menurut saya plotnya semakin ke bawah terasa sekali garingnya. Kesegaran cerita yang saya rasakan di awal paragraf perlahan pudar. Adegan si tokoh ini terlalu sering mengalami kebingungan yang diulang-ulang. Akibatnya, di tiap plot tidak terkesan memberi kejutan bagi pembaca. Hambar, begitu yang saya rasakan. Selain itu, saya tidak menemukan pesan yang super bermanfaat bagi kalangan remaja yang cenderung bersifat labil di era ini. Lebih dari semua itu, penulis pandai memilah kata yang tepat atau tidaknya dalam cerita. Walaupun masih ada sedikit kesalahan penulisan.