Berbanggalah dengan perbedaan, meskipun orang lain akan menganggapnya sebagai sebuah keanehan tapi tuhan telah menitipkan itu sebagai sebuah anugerah yang tak terelakkan.
Dari : pelaku yang selalu mengambil sudut pandang yang
berbeda.
Untuk : kawan seperjuangan.
Aku sering kali melihat dan mendengar orang lain yang sedang menggunjingku. Ntah karena apa, tetapi aku selalu mengetahui apa yang mereka pikirkan dan mereka bicarakan, katakanlah aku aneh. Tapi, bagaimanapun aku menyangkalnya selalu saja hal-hal tersebut menggangguku dan membuatku kembali mempercayainya.
Hal berbeda inilah yang membuatku selalu digunjinggkan, padahal sering kali aku merasa bahwa perbedaan ini adalah sebuah kelebihan. Tapi, kalian menyangkalnya dan membuatku merasa terasingkan.
Berbeda bukanlah yang aku harapkan, tapi takdir yang membawaku merasakan indahnya perbedaan, aku berbeda bukan karena aku suka, melainkan aku menerimanya dengan lapang dada.
Jika kalian berfikir berbeda itu melelahkan, bagiku tidak. Berbeda merupakan sebuah tantangan yang lambat laun harus kau taklukkan.
Meksi ribuan ombak dan badai terus bergantian menghadang, yakinlah ada suatu saat laut akan tenang dan badai akan damai.
Berbagi tawa walau dengan tebalnya luka dengan kalian adalah sesuatu yang selalu aku harapkan. Meski akhirnya hanya kesia-siaan yang aku dapatkan, karena lagi-lagi aku ditinggalkan.
Sebenarnya yang aku inginkan hanyalah hal sederhana, yaitu dimengerti. Apakah sesulit itu mengerti keadaan orang yang berbeda dari kalian? Padahal akupun berbeda dari kalian, tapi aku bisa dengan senang hati mengerti apapun yang sedang kalian lakukan.
Kalian hanya berfikir bagaimana membuat kalian terus hidup dan mengesampingkan hal-hal yang tak bersangkutan. Termasuk aku dan perbedaanku. Kalian menganggapnya hanya sebatas parasit yang tak berguna dan bisa dengan mudahnya kalian buang dengan percuma.
Tak dimengerti, digunjingkan, tak dianggap, dan diabaikan, adalah makananku sehari-hari. Beginikah sakitnya menjadi berbeda? Selalu berurusan dengan tanya namun sayang hanya menghasilkan luka. Apakah salah jika kita tak ingin mengikuti arusnya? Jika tujuanku ke atas apakah aku harus menuruti arus kalian yang berarah ke bawah. Yang aku tau manusia memang diciptakan berbeda untuk saling melengkapi. Tapi nyatanya, perbedaan hanya menjadi jurang penolakan untuk kebersamaan.
Kadang, aku berpikir untuk mengambil sudut pandang yang biasa kalian pakai, nyatanya akupun tak teruhubung dengan kalian. Lagi-lagi. Berapa kuat pun aku berkerja keras menyamai kalian, hanya akan berujung dengan lepehan dan penyepelean yang luar biasa.
Apakah kalian pernah berfikir bahwa hidupku nyatanya lebih baik daripada kalian? Bagiku ya. Karena seringku berfikir bahwa hidup dengan pola yang sama hanya akan menghasilkan kebosanan. Alangkah baiknya hidup seperti yang aku jalani adalah pilihan keluar terbaik. Kalian akan dengan senang hati bisa mencoba hal-hal baru yang dulu kalian anggap bodoh, padahal nyatanya hal-hal tersebutlah yang membuat kalian terkesan.
Tapi itu hanya imajinasiku, yang kadang keluar dari nalar manusia biasa. Lagi-lagi kalian menertawakanku dan menganggapnya sebagai pembodohan. Tak masalah, itu hak kalian dan memang seperti biasanya kalianlah orang yang sering menganggap konyol perbedaan. Dan aku sudah tak terkejut lagi dengan perlakuannya.
Aku percaya, berbeda memang mengasilkan banyak luka, tapi mengajarkanku berbagai macam makna. Aku tau sabar adalah temanku yang paling setia dan tersenyum dalam luka adalah kemampuanku yang luar biasa.
Aku bisa dengan senang hati belajar menghargai orang lain, mematuhi keinginan orang lain yang jelas-jelas berbeda dari apa yang aku pandang dan yakini.
Aku tekankan, berbeda bukan lagi masalah untuk menjalani hidup, tapi inilah seninya hidup.
Orang lain diuji dengan kebahagiaannya yang memabukkann dan kita diuji dengan perbedaan yang memilukan. Jika ditelusuri lebih jauh, kelak kau akan tahu bahwa diuji dengan kesakitan lebih baik daripada diuji dengan kebahagiaan.
Berbanggalah dengan perbedaan, meskipun orang lain akan menganggapnya sebagai sebuah keanehan tapi tuhan telah menitipkan itu sebagai sebuah anugerah yang tak terelakkan.
Berbeda lagi-lagi banyak menggoreskan luka, yang bermain-main dengan rasa lalu menjatuhkan diri dalam dusta. Aku yang selalu berharap nantinya semua akan terkendali, semua akan berjalan seperti yang aku harapkan. Dan ternyata masih menyimpan beribu lagi alasan dalam timbunan misteri yang menakutkan.
Berbeda seperti kotak pandora yang jika tidak dibuka kau akan bertanya-tanya tetapi jika sudah terbuka kau akan berbahagia.
Aku hidup dilingkungan yang tak pernah ada pendengar setia atau pun tempat berkeluh kesah jika mendapatkan luka. Sebenarnya disini siapakah yang salah? Apakah aku dengan perbedaanku atau kalian yang menganggapnya sebagai angin lalu.
Aku yang merasa terasingkan terus-menerus bertanya dalam kegelapan, apa yang sebenarnya harus diperbaiki? Namun sayang semuanya berontak tanpa terkendali. Aku yang tak ingin lagi berbeda mencoba menawar lara dengan ribuan tawa dan kebohongan yang nyata.
Aku terus ingin berlari mengejar kesamaan, meskipun tersandung berkali-kali karena tak sejalan. Aku berhenti sejenak untuk mengambil nafas, dan ternyata kalian sudah berlari jauh melintasi batas.
Dan lagi, kalian meninggalakanku menganggapku debu dalam lautan ragu. Lagi-lagi kalian meninggalkanku tanpa aba-aba karena takut bersama jika masih beda.
Aku pernah sampai segaris bersama kalian, menyakinkan diri bahwa kali ini aku sudah sama. Tapi sayang, kalian menganggapnya sebagai bohong belaka. Mengikatku pada garis itu dan memaksa agar tak mengejar lagi kesamaan.
Sesungguhnya aku lelah, aku juga ingin diperhatikan disayangi tanpa diabaikan tanpa digunjingkan. Tapi naas, berbeda tak mungkin mengantarkanku pada bahagia. Meskipun aku yakin bahwa berbeda adalah kebahagiaanku yang luar biasa.
Setidaknya sekarang aku harus tau diri, berjalan menyusuri tepi agar bisa kembali. Kembali ke tempat asalku menari dengan hati dan berjalan mengikuti arus pasti.
Jika berbeda harus bersikukuh bersama luka. Aku tak apa. Karena hidup dengan luka lebih baik dari pada hidup dengan terpaksa.
Pesanku untuk kalian para pendusta berbeda, bersenang-senanglah dalam tawa. Jika kalian tersadar jangan salahkan aku bahwa itu hanyalah semu belaka. Semu yang menghasilkan bahagia padahal nyatanya adalah lautan duka.
Sebenarnya aku mengejar bukan untuk bersama kalian, melainkan untuk mengingatkan kalian. Bahwa yang kalian sedang tuju adalah lautan penyesalan.
Lautan penyesalan yang digambarkan sebagai tempat yang begitu menyenangkan. Berhati-hatilah jika sampai diujung jalan, kalian tak akan menemukan jalan pulang. Dan hanya akan menyaksikan jurang yang begitu curam.
Lalu, mau tidak mau. Kalian hanya memiliki dua pilihan : tetap tinggal sampai semuanya berakhir atau mengakhiri semuanya sendiri tanpa harus menunggu.
Abaikanlah, ternyata itu hanya hayalanku lagi-lagi. Nyatanya sekarang kalian tetap bergembira dengan menjatuhkan beragam luka yang menancap lekat di hatiku dengan panah yang berkarat.
Tapi aku berharap bahwa, kalian yang mengangap kami berbeda, dikemudian hari akan menyadari tentang kita yang sama-sama hidup sebagai manusia yang diciptakan tuhan untuk bekerja didunia sebagai mahluk yang paling sempurna.Dan menghargai segala sesuatu yang berbeda demi mewujudkan keselarasan dalam hidup bersama-sama.
Terimakasih telah memberiku pelajaran berharga mengenai luka, dan memberiku banyak kekuatan juga kenangan yang berharga.