Review By Juju17
Ood Things, adalah sebuah cerita pendek karya Stevani. Berkisah tentang seorang Ramli yang kebingungan dengan segala sikap aneh Ara, teman sekelasnya. Yang terkesan mencoba untuk melakukan pendekatan. Padahal sebelum ini, meski keduanya hampir satu semester berstatus teman sekelas. Tak ada interaksi yang sekiranya membuat mereka dekat. Ood Things tidak memiliki konflik yang berat. Jadi sesuai untuk yang suka cerita ringan namun manis. Terlebih, ada kejutan pada bagian akhir. Di mana sebelumnya penulis seakan menggiring pembaca, untuk sepemikiran dengan Ramli yang mengira jika segala sikap 'Aneh' Ara adalah karena gadis itu menyukainya. Melihat gelagat Ara yang kaya cewek lagi suka sama seseorang. Dan sudah pasti seseorang itu mengarah pada Ramli. Tapi siapa sangka? Segala dugaan yang meletupkan suka cita di hati Ramli. Harus pupus hanya dalam kedipan mata. Kala gadis yang ia kira menyukainya, ternyata sekadar mengharapkan koneksi bolt miliknya agar bisa mendownload drama Korea favorit Ara. Paling suka dengan ending yang tak terduga ini. Antara kasihan dan pengen ketawa buat Ramli. Penulis berhasil membuat plot twist yang mengejutkan. Meluruhkan asumsi awal tentang Ara yang menyukai Ramli. Sayangnya, seringkali ada pengulangan kata yang menurutku kurang pas pada cerita. Misalnya pada beberapa bagian berikut ini: -Tetapi penyesalan Ramli rasakan seiring mereka---Ramli dan Ara---berjalan menuju kantin. Menurutku, tidak perlu lagi menuliskan Ramli dan Ara. Karena sudah ada kata 'Mereka' yang merujuk pada sosok keduanya. -Ramli bukanlah tipe cowok yang supel. Ramli bukanlah tipe cowok yang dengan mudahnya dapat membuat topik pembicaraan. Mungkin dua kalimat di atas bisa di ringkas agar tidak ada pengulangan kata. Semisal, Ramli bukanlah tipe cowok supel yang dengan mudahnya dapat membuat topik pembicaraan. Tapi selebihnya aku suka ceritanya. Kita juga bisa mengambil pesan tersirat dari cerita Ood Things. Jangan berasumsi akan suatu hal yang belum pasti. Ada baiknya untuk bertanya lebih dulu agar tak lagi ragu, apalagi sampai keliru. Demikian review dariku. Sukses selalu untuk Semuanya. Terima kasih.
Review By Kaylaa_
Saya cukup tertarik pada bagian awal cerpen ini. Jika biasanya kita menemukan novel atau cerita yang ketika mengambil tema yang berkaitan dengan "percintaan remaja", pada umumnya permasalahan ada di dalam diri cewek. Bagaimana si cewek gelisah terhadap apa yang akan cowok yang disukainya pikirkan tentangnya, bagaimana ia curhat kepada temannya, dan sebagainya. Namun, yang terjadi pada cerpen ini adalah kebalikannya, which is pretty interesting. Kita dapat melihat dari sudut pandang cowok. Sayangnya, semakin jauh saya membaca cerpen ini, plotnya semakin terasa monoton. Saya tidak menemukan ketertarikan untuk membaca lebih jauh, dan rasa penasaran ingin mengetahui kejadian selanjutnya tidak ada di dalam diri saya. Saya juga merasakan ketidaknyamanan bahwa penulis terlalu sering menyebutkan tokoh utamanya berkali-kali dalam satu paragraf tanpa menggunakan kata ganti. Namun, di samping itu semua saya cukup terhibur dengan endingnya.
Review By ameldewi
Pemilihan cover dan judul cukup menarik. Disini penulis menyuguhkan cerita ringan dengan bahasa sederhana yang dapat menarik perhatian remaja. Alur cerita juga mengalir dengan baik, namun konflik dalam cerita mudah ditebak. Kurang adanya misteri yang membuat pembaca bertanya-tanya. Perkembangan karakter tokoh kurang terlihat, terutama pada tokoh Ramli yang selalu bertanya dan kebingungan akan tingkah Ara. Diksi yang digunakan sudah baik, tetapi sangat disayangkan banyak pengulangan kata di awal-awal paragraf. Terdapat penjelasan kata yang tidak perlu, seperti pada kalimat; mereka-Ramli dan Ara- Seharusnya tidak perlu ditambah penjelas pun pembaca pasti sudah dapat memahaminya. Dari sisi pesan, pembaca kurang mendapat pesan apapun dari membaca cerita ini. Secara keseluruhan, topik yang diangkat cukup menarik karena mengambil kejadian yang benar terjadi di lingkungan remaja.
Review By rizukiaaaa
Cerita ini di mulai dari Ara yang mendadak ingin ikut Ramli ke kantin, sementara mereka tak pernah dekat selama hampir satu semester. Hal itu membuat perasaan aneh memenuhi benak Ramli, berikut rasa penasaran akan alasan Ara mendekatinya. 'Keanehan' serta 'rasa penasaran' kian menjadi rasa suka sehingga ia pun memecahkan kedua kata tersebut: Ara mungkin juga menyukainya. Sayangnya, bukan itu jawaban dari Ara. Alur pada cerita ini pun terbilang ringan dan gampang diikuti. Dibumbui komedi yang lumayan membuat pembaca senyam-senyum dan teka-teki yang sejujurnya gampang ditebak. Meski kepenulisannya terbilang simpel, masih ada sedikit kesalahan seperti pengulangan kalimat; penulisan kata negara yang tidak diberi huruf kapital di depan katanya; kata 'kemana' yang seharusnya 'ke-' dipisahkan oleh 'mana'; lalu di bagian dialog Panji, yaitu "Enggak ada yang aneh dari antara kalian berdua, Ram", jelas ada pemubaziran pada kata 'antara' yang seharusnya dihilangkan. Namun, di sisi lain, cerita ini cukup membuat siapa pun yang membacanya amat terhibur karena adanya karakter-karakter yang berbeda sehingga membuat cerita ini tampak manis. Juga, pesan yang terkandung pun dengan mudah tersampaikan.
Review By semerbakilusi
keren bgt, aku suka cara penulisnya menyajikan cerita ini. Gimana karakter tokoh ya jga feel nya dapet bgt. Saat seseorang mempunyai kekurangan jarang ada orang yg mau mendekati kita apalgi kekurangan itu ada di fisik matanya buta. Kita dibuat seolah-olah karakter itu kita sendiri mendekati seseorang dengan berkata yg apa adanya, jujur aku sampai terbawa dengan suasana saat membaca cerita ini.
Review By Charansaa
Cerita ini sangat menarik, Walau kisahnya mudah ditebak namun sangat menarik untuk terus diikuti hingga akhir. Penulisan pun terasa segar dan mudah dipahami terutama bagi pembaca pemula yang jarang membaca.

Media Partner